OBOR ASIAN GAMES

-


OBOR ASIAN GAMES 2018

—Scratch My Ideas

By : Grace Victoria



Engkau sangat penting bagi Asian Games
Engkau berjalan-jalan keliling dunia
Seru sekali perjalanannya,
Oh Obor Asian Games



Bertolak di India
Dikawal sampai ke Jogja
Diterima di Jawa Tengah
Diarak di Semarang



Berkobar di lautan pasir Gunung Bromo
Berselancar di Pantai Kuta
Disambut di Nusa Tenggara Barat
Hingga Perairan Raja Ampat




Berpose di Danau Toba
Sempat singgah di Jambi pula
Hingga tiba saatnya
Sampai juga di Palembang




Dilanjut ke Bandar Lampung
Singgah di Serang
Melewati Bandung
Serta menginjakkan kaki di Bogor



Bergegaslah, wahai Obor
Asian Games akan dimulai
pada saat engkau sampai
di Gelora Bung Karno, Jakarta

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

ALASAN MASUK SMAN 68

-
ALASAN MASUK SMAN 68  Blogger Story Kadang - kadang, banyak pertanyaan yang sering aku dengar seperti : ‟ Mengapa kamu masuk SMAN 68 ?" Jadi, alasan aku memilih SMAN 68 karena atas kemauan aku sendiri juga sih . Mendapatkan jalur undangan perguruan tinggi negeri merupakan salah satu alasan saya. Namun aku dari SMP swasta dan awalnya gadibolehin lho masuk SMA Negeri. Kok bisa? Awalnya, sebelum ujian nasional, orang tuaku mendukungku untuk masuk ke SMA Theresia. Aku tidak mau. Terpaksa aku pun ikut tes masuknya dan ganyangka keterima di SMA itu juga. Mungkin itu sebagai SMA cadangan. Pasti kalian berpikir aku akan santai karena sudah ada SMA cadangan, namun tidak. Aku tetap pilih SMAN 68. Akhirnya aku pun belajar dengan giat H-30 sebelum ujian nasional. Setelah ujian nasional berakhir, orang tuaku menyuruhku untuk masuk ke SMA 1 Kabanjahe di provinsi Medan. Bingung kan? Disaat itu aku masih labil. Aku ingin bersekolah di SMA 1 karena ingin menemani ayah ku beker...
Read more

PRINCE DIPONEGORO

-
Image
ALL ABOUT DIPONEGORO Jelajah Perjuangan Prince Diponegoro born at 11 November 1785 and died at 18 January 1855. He's the eldest son of the Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono III. He played an important role in the Java War between 1825 and 1830, defeated and captured. Dutch colonial rule was becoming unpopular among local farmers because of tax rises, crop failures and among Javanese nobles because the Dutch colonial authorities deprived them of their right to lease land. Diponogoro was widely believed to be the Ratu Adil , the just ruler predicted in the Pralembang Jayabaya, Mount Merapi 's eruption in 1822 and a cholera epidemic in 1824 furthered the view that a cataclysm is inbound, eliciting widespread support for Diponegoro. The beginning of the war saw large losses on the side of the Dutch, due to their lack oft strategy and commitment in fighting Diponegoro's guerilla strategy.  Ambushes were set up, and food supplies were denied to the Dutch tro...
Read more